Relief Peta 7 Benua di Ruangan Pertemuan KTT G20 Simbol Komitmen Pemimpin Dunia

Relief Peta 7 Benua di Ruangan Pertemuan KTT G20 Simbol Komitmen Pemimpin Dunia
DENPASAR – Beragam karya disuguhkan Indonesia sebagai tuan rumah. Dari rumah bambu yang dipakai untuk makan siang para kelapa negara, ternyata ada luput dari sorotan yakni relief peta dunia berisikan gambar tujuh benua dipajang di ruangan pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Hotel Apurva Kempinsky Nusa Dua, Bali. Recover together, Recover Stronger tema Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). G20 beranggotakan negara yang kuat menengah dan juga berkembang. Indonesia sebagai tuan rumah telah berupaya menjamu para pimpinan negara. Akhirnya Indonesia sukses menggelar hajatan pertemuan dunia ini sehingga para pemimpin negara menyepakati G20 Bali Leaders declaration.
Menyelisik kembali dua hari KTT G20, ruangan pertemuan yang dipakai terdapat meja besar memajang relief yang berbentuk 7 benua besar. Tujuh benua yang ada di bumi, yakni Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Antartika, Eropa, dan Australia. Hal disampaikan oleh Koordinator Staf Khusus Presiden, Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana saat dihubungi Jawa Pos Radar Bali. “Itu peta dunia dan anggota G20 dan warnanya dibedakan,” ungkapnya
Terkait penjelasan relief itu dia posting di media sosialnya. Relief itu terbuat dari kayu, rotan dan plat. Tentunya bahan yang digunakan adalah ramah lingkungan. Seperti isu yang diangkat di Presidensi G20 adalah transisi energi ” Berada di tengah-tengah memperhatikan bahwa ditengah-tengah ruang pertemuan KTT G20 di Hotel Apurva Kempinski Nusa Dua ada seperti relief besar yg tepat berada di tengah-tengah,” ungkapnya.
Ari mengatakan peta dunia dalam ruangan KTT G20 akan menjadi saksi apakah para pemimpin dunia bisa bersikap bijak untuk menghentikan ego masing-masing. ” Moga aura Taksu Bali memberikan jalan terang menuju Shanti lan Jagadhita,” ungkapnya.
Pria yang juga Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud ini mengatakan dari peta besar ini ingin menunjukkan bahwa pemimpin negara G20 memiliki tanggung jawab sebagai negara yang besar dengan ekonomi terkuat di dunia. Ari merujuk pernyataan yang disampaikan Presiden Jokowi dalam Pidato Pembukaan KTT G20 bahwa hasil dari pertemuan ini harus konkret tidak boleh gagal. Dua hari ini mata dunia tertuju pada pertemuan G2p. “Apakah kita akan mencetak keberhasilan? Atau akan menambah satu lagi angka kegagalan? Buat saya, G20 harus berhasil dan tidak boleh gagal,” ucap Jokowi.
Ia mengatakan Indonesia telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam, yang sangat lebar. Perhelatan ini terlaksana juga ada berapa tantangan yaitu perang antara Rusia dan Ukrain. Lebih lanjut, Ari mengatakan keberhasilan hanya akan dapat tercapai jika kita semua, berkomitmen, bekerja keras, dan menyisihkan perbedaan-perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang konkret, sesuatu yang bermanfaat bagi dunia.
Dari pertemuan G20 Indonesia dapat terus menjadi katalis pemulihan ekonomi yang inklusif. Capaiannya harus konkret. Salah satunya dana untuk menghadapi pandemi melalui pandemic fund membantu ruang fiskal negara berpendapatan rendah melalui resilience and sustainability trust. Kemudian, mendorong percepatan pencapaian SDGs, menghasilkan ratusan kerja sama konkret, serta mendukung pemulihan ekonomi dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan melalui Bali Compact mengenai transisi energi.
“Kita tidak hanya bicara, tapi melakukan langkah-langkah nyata. Akhir kata, mari kita perlihatkan kepada dunia bahwa kita dapat bersikap bijak, memikul tanggung jawab, dan menunjukkan jiwa kepemimpinan. Mari kita bekerja, dan mari kita bekerja sama untuk dunia,” ucap Ari meniru sambutan Presiden Jokowi. (ni kadek novi febriani/rid)