Menemukan

Lindungi Kapal Berlabuh, Spanyol Bangun Benteng Diatas Bukit, Kini Jadi Ikon Wisata di Tidore

TRIBUNTERNATE.COM, TIDORE-  Benteng Tahula sebagai pertahanan bangsa Spanyol saat melindungi kapal-kapal yang berlabuh pada masa spanyol berkuasa di Maluku Utara.

Benteng tahula terletak di Jalan Sultan Saifudin Desa soasio Kecamatan Tidore Kota Tidore Kepulauan.

Reporter Tribunternate.com, mencoba menelusuri benteng peninggalan Spanyol itu, dan pertahan bangunan kuno itu masih dibilang utuh.

Benteng ini berada diatas bukit yang sangat tinggi, untuk menjangkau hingga ke benteng, pengunjung harus melewati ratusan anak tangga.

Pengunjung bisa menikmati pesona laut hingga Pulau Halmahera sesampainya di atas puncak.

Pengunjung juga akan menjumpai sebuah bangunan kuno yang masih berdiri kokoh, bernama  Benteng Kota Hula yang didirikan Portugis pada tahun 1512.

Pengunjung juga aka temukan banyak pintu benteng menyerupai goa.

Meskipun benteng ini sekarang tersisa reruntuhannya saja, namun bagian dari benteng tahula Ini masih bisa diidentifikasi dengan jelas.

Dimana ada dua Bastian terbentuk segitiga dan satu berbentuk lingkaran.

Pada halaman benteng banyak elemen tangga yang memperlihatkan, bahwa pelataran halaman benteng bertingkat-tingkat juga terdapat makam dan semacam kolam.

Keterangan yang dihimpun Tribunternate.com sesuai  yang dituliskan di lokasi tersebut, menerangkan, menurut arsip dari Spanyol yang ditulis  sekitar tahun 1607, satu tahun setelah Spanyol menaklukkan Ternate.

Juan de Esquivel (Gubernur spanyol pertama di Maluku, Mei 1606-Maret 1609) memerintahkan untuk membangun sebuah benteng di Tidore.

Namun pembangunan ini tidak terlaksana karena kurangnya tenaga kerja.

Pembangunan benteng Tahula atau dikenal dengan benteng Tahula atau kota Hula ini baru dimulai pada tahun 1610 oleh Cristobal de Azcqueta Menchacha (1610-1612), Gubernur spanyol saat itu.

Tetapi pekerjaan pembangunan ini, juga tidak selesai.

Barulah pembangunan benteng Tahula lebih diintensifkan pada tahun 1613 dan selesai tahun 1615 pada masa Gubernur Spanyol Don Jeronimo de Silva (1612-1617).

Kemudian benteng ini diberi nama Santiago de los Caballeros de Tidore atau Santiago Caualleros de los de la de ysla Tidore.

Benteng ini dihuni oleh 50 tentara Spanyol lengkap dengan artileri untuk melindungi kapal-kapal mereka yang sedang berlabuh.

Spanyol menggunakan benteng ini hingga tahun 1662, setelah itu mereka pergi tahun 1707.

Belanda yang berkuasa saat itu meminta sultan Tidore untuk menghancurkan benteng Tahula.

Namun, benteng Tahula, sepenuhnya dibongkar, sultan Tidore Hamzah Fahroedin (1659-1700) meminta benteng ini dipertahankan sebagai tempat tinggal kerajaan.

Salah seorang kakek sebagai penjaga Benteng Tahula ditemui saat ditemui, atas nama Sadik (67) mengatakan, Benteng tersebut dibangun oleh bangsa Spanyol.

“Ini dibangun oleh bangsa Spanyol, tapi saya lupa kapan dibangunnya,”katanya, Senin (28/11/2022).

Selain itu Sadik juga menjelaskan, selama kurang lebih 14 tahun menjaga Benteng Tahula itu yang diketahui benteng tersebut pernah dua kali direhab atau diperbaiki

“Saya sudah 14 tahun jaga ini, dan setahu saya ini sudah 2 kali diperbaiki.”jelasnya.

Diketahui jika berkunjung ke Benteng Tahula itu, wisatawan mengambil rute dari Pelabuhan Bastiong, untuk bisa menyeberang ke Tidore.

Tarif SpeedBoat hanya Rp 15 per orang untuk menuju ke pelabuhan Rum.

Selanjutnya wisatawan bisa menuju pusat Kota di Soasio, banyak angkutan umum ke sana. Tarifnya antara Rp 15 ribu hingga 20 ribu.

Sesampainya di Tidore atau Soasio anda juga bisa mengunjungi tempat wisata lainnya.

Di sekitarnya Benteng Tahula, anda juga bisa berkunjung ke Kedaton Sultan Tidore yang tidak jauh dari wilayah tersebut.(*)