Olahraga

Jorge Lorenzo Yakin MotoGP Sekarang Kurang Berkarakter

MotoGP melewati pergantian generasi beberapa tahun ini. Yang pertama pergi adalah Dani Pedrosa, diikuti Jorge Lorenzo, Valentino Rossi dan pada 2022, Andrea Dovizioso.

Pembalap yang lebih muda mengambil alih dari para kampiun hebat, di mana Fabio Quartararo, Pecco Bagnaia, Joan Mir atau Enea Bastianini menjadi protagonist. Dari ‘generasi superstar’, tinggal Marc Marquez yang tersisa dan itu pun banyak absen karena cedera.

Paralel dengan perubahan generasi, ketertarikan terhadap MotoGP turun drastis. Sesuatu yang tidak hanya terlihat di antara pemirsa, tapi juga tribune sirkuit. Contohnya di Mugello atau Montmelo, yang jauh dari penuh.

Baca Juga:Legenda MotoGP Jorge Lorenzo Tertarik Jajal DTMLorenzo: Quartararo Butuh Keajaiban, Pecco Pantas Juara

Lorenzo jelas tentang opininya, “(MotoGP) sangat kompetitif. Kecuali Honda, semua motor sudah memenangi balapan. Ada banyak pembalap yang bertarung di depan, tapi tidak ada pemimpin yang jelas menang dengan dominasi,” ia menjelaskan kepada Motorsport.com.

Bagi Lorenzo, kompetisi itu kehilangan pemimpin. Hingga sekarang, nama besr seperti Casey Stoner, Pedrosa, Rossi, Marquez atau Lorenzo sendiri masih menarik bagi publik.

“Itu adalah faktor yang memberi arti bagi kompetisi ini. Juga ada penurunan fan di belakang para pembalap. Mereka belum terbiasa dengan pembalap itu,” katanya.

“Aerodinamika juga memainkan peran penting karena itu mengurangi jumlah overtaking. Karakter kejuaraan berkurang. Para pembalap sekarang tidak punya karakter seperti yang kami miliki di masa lalu.”

otomotif, jorge lorenzo yakin motogp sekarang kurang berkarakter

Campeón del Mundo de MotoGP 2021: Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing, con Jorge Lorenzo

Tapi siapa yang ada di grid sekarang mengesankan Lorenzo? “Saya kira Bagnaia, Martin dan Quartararo memiliki sesuatu dari saya. Itu kenapa saya akan mengatakan perpaduan dari tig pembalap ini. Bagnaia berkendara sangat elegan, dengan presisi tinggi. Jalurnya sangat berputar,” ujarnya.

“Martin sangat eksplosif pada lap-lap awal, seperti saya di Yamaha dan Ducati. Dan Quartararo mengendarai Yamaha seperti saya. Saya menyukai gaya balapnya dan bagaimana dia menggerakkan motor.”

Sebelum menjadi juara dunia MotoGP tiga kali, Lorenzo telah memenangi dua titel di kategori menengah (saat itu masih bernama 250cc). Sebagai tambahan, dia mengumpulkan 68 kemenangan di semua kategori, yang menempatkannya pada posisi keenam pembalap paling sukses sepanjang sejarah.