Menemukan

Jalur Pendakian Gunung Dempo, Menjelajahi Eskotisme Perkebunan Teh dan Kopi di Pagaralam

menemukan, pengalaman, jalur pendakian gunung dempo, menjelajahi eskotisme perkebunan teh dan kopi di pagaralam

Photo by @apriliawahyunii

Nyero.ID – Gunung Dempo berada di Kota Pagaralam, yaitu di perbatasan antara Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Bengkulu.

Dengan ketinggian mencapai 3159 Mdpl, Gunung Dempo merupakan gunung tertinggi ke-3 di Sumatera setelah Gungung Kerinci dengan ketinggian 3.805 Mdpl dan Gunung Leuser dengan ketinggian 3.404 Mdpl.

Kawasan di kaki Gunung Dempo didominasi oleh perkebunan teh dan kopi.

Kota Pagaralam sendiri terkenal sebagai penghasil kopi robusta dengan kualitas terbaik.

Gunung Dempo berada di sekitar 310 km sebelah barat kota Palembang, tepatnya di Desa Dempio Makmur, Kecamatan Pagar Alam, Kota Pagar Alam, Provinsi Sumatera Selatan.

Untuk mencapai lokasi Gunung Dempo butuh waktu sekitar 7 jam perjalanan.

Sementara dari Terminal Pagar Alam menuju ke kaki Gunung Dempo hanya butuh waktu sekitar 15 menit, dan untuk mencapai jalur pendakian di Kampung IV butuh waktu sekitar 30 menit perjalanan.

Selanjutnya pendakian bisa dimulai dari kampung ini dengan terlebih dulu menemui sesepuh atau juru kunci Gunung Dempo.

Misteri dan Mitos Gunung Dempo

menemukan, pengalaman, jalur pendakian gunung dempo, menjelajahi eskotisme perkebunan teh dan kopi di pagaralam

Photo by @samalazzz

Gunung Dempo sangat populer dengan kisah Manusia Harimau.

Manusia Harimau diyakini sebagai penunggu Gunung Dempo, dia tidak akan mengganggu jika tidak diganggu.

Manusia Harimau kadang terlihat menyerupai manusia namun ada kalanya berwujud harimau.

Keberadaan Manusia Harimau juga tidak terlepas dari tarian Ulu atau silat Haraimau yang bernuansa magis, dimana tidak sembarang orang bisa terpilih untuk mendapatkan ilmu dari guru besar yang ada di Dompu.

Mengenai wujud guru besar tersebut apakah sebangsa manusia atau makhluk gaib masih menjadi misteri.

Selain itu, Gunung Dempo juga identik dengan kisah legenda Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat.  Permusuhan kedua orang dengan kesaktian tinggi tersebut bahkan masih membekas hingga ke anak cucu keturunan mereka.

Si Pahit Lidah yang dikenal dengan nama asli Serunting merupakan nenek moyang dari Suku Basemah di wilayah Sumatera Selatan bagian Barat dan Bengkulu.

Sementara Si Mata Empat merupakan nenek moyang dari Suku Komering dan Lampung.

Keduanya bertarung sampai mati, namun sebelum ajal menjemput Si Pahit Lidah bersumpah dan mengutuk siapa saja keturunan Si Mata Empat yang menginjakkan kakinya di Gunung Dempo maka akan celaka.

menemukan, pengalaman, jalur pendakian gunung dempo, menjelajahi eskotisme perkebunan teh dan kopi di pagaralam

Photo by @samalazzz

Oleh karena itu, sampai saat ini para juru kunci di Gunung Dompo melarang keturunan Suku Komering dan Lampung mendaki ke Gunung Dempo kecuali didampingi oleh juru kunci atau penduduk Pagaralam.

Hal ini dilakukan untuk menghidari resiko tertentu yang tidak diinginkan.

Beberapa informasi menunjukkan bahwa dalam periode tahun 1980-2000 sudah terjadi banyak kasus dimana rombongan pendaki dari Mapala mupun pribadi keturunan Suku Komering yang dinyatakan hilang, dan beberapa diantaranya ditemukan sudah meninggal.

Terkait kondisi tersebut, maka tidak mengherankan jika sebelum pendakian para pendaki akan ditanyai mengenai asal usulnya, apakah keturungan Suku Komering atau bukan.

Jika iya, maka biasanya akan diminta untuk tidak mendaki ke Gunung Dempo, atau bisa tetap mendaki namun harus didampingi oleh juru kunci atau warga Pagaralam.

Mitos lain yang beredar di masyarakat dan kalangan pendaki adalah keajaiban kumandang adzan yang diyakini bisa membuka kabut tebal yang menghambat perjalanan.

Sudah sangat jamak di kalangan pendaki, ketika menjumpai kabut tebal di tengah perjalanan maka solusinya adalah dengan mengumandangkan adzan.

Meskipun belum ada penjelasan ilmiah mengenai kondisi ini, namun sudah banyak yang membuktikan bahwa hal itu benar-benar nyata dan terjadi.

menemukan, pengalaman, jalur pendakian gunung dempo, menjelajahi eskotisme perkebunan teh dan kopi di pagaralam

Photo by @yosellim

Keberadaan kayu panjang umur di Gunung Dempo juga menjadi kisah unik yang akan menemani perjalanan pendakian.

Kepopuleran tumbuhan ini bahkan semakin membuat populasi kayu panjang umur semakin menipis karena banyak pendaki yang mengambilnya.

Kayu panjang umur atau Cantigi memang banyak tumbuh di Gunung Dempo dengan kecantikan bunganya yang memikat.

Pohonnya sendiri berbentuk batang-batang dengan daun-daun kecil yang rapat, pucuk-pucuk daunnya berwarna merah.

Pucuk-pucuk inilah yang dinggap sebagai “bunga” dari Cantigi atau kayu panjang umur.

Konon warna bunga ini tidak akan pudar meskipun telah dipetik selama berhari-hari, namun lambat laun akan berubah menjadi hitam dengan bentuknya yang tetap cantik menawan.

Selain itu, ada juga Kayu Api di puncak Gunung Dempo yang memberikan manfaat yang luarbiasa bagi para pendaki.

Konon Kayu Api akan mengeluarkan api jika digesek-gesekkan sehingga bisa digunakan untuk memasak di puncak Gunung Dempo.

Jalur Pendakian menuju ke Puncak Gunung Dempo

menemukan, pengalaman, jalur pendakian gunung dempo, menjelajahi eskotisme perkebunan teh dan kopi di pagaralam

Photo by @inyoko_seinikuba

Ada dua puncak Gunung Dempo yang bisa dijelajahi, yaitu Top Dempo dan Kawah Merapi.

Sebelum memulai pendakian, pendaki bisa menemui sesepuh Gunung Dempo dan melakukan pendaftaran serta keperluan administrasi.

Selanjutnya pendakian bisa dimulai dengan melewati medan berkerikil dan pemandangan kebun teh yang terhampar menghijau.

Setelah melewati perkebunan teh selama kurang lebih 20-30 menit, pendakian akan tiba di Pintu Rimba dengan jalur trecking yang mulai menanjak.

Dari Pintu Rimba menuju ke Shelter 1 jalur pendakian didominasi dengan medan yang cukup datar namun sempit hingga memasuki kawasan hutan.

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai shelter 1 kurang lebih 1,5-2 jam.

Di lokasi shelter terdapat mata air yang bisa digunakan untuk mengisi perbekalan.

Perjalanan menuju ke Shelter 2, pendaki akan melewati jalur yang sudah mulai menanjak dan melewati kawasan hutan yang sangat rapat dengan pepohonnanya.

menemukan, pengalaman, jalur pendakian gunung dempo, menjelajahi eskotisme perkebunan teh dan kopi di pagaralam

Photo by @samalazzz

Kurang lebih di setengah perjalanan akan menjumpai “dinding lemari” yang medannya sangat terjal dan licin sehingga harus ekstra hati-hati dan tetap waspada agar tidak tergelincir.

Dari shelter 1-shelter 2 membutuhkan waktu sekitar 2-2,5 jam perjalanan.

Di sekitar lokasi shelter 2 juga terdapat mata air yang bisa digunakan untuk minum.

Perjalanan dari shelter 2 menuju ke Top Dempo didominasi dengan medan yang terus menanjak dengan melewati hutan yang semakin berkurang vegetasinya.

Pemandangan yang indah dengan hawa sejuk pegunungan mulai terasa menyegarkan tubuh yang mulai lelah dengan tanjakan-tanjakan yang dilalui.

menemukan, pengalaman, jalur pendakian gunung dempo, menjelajahi eskotisme perkebunan teh dan kopi di pagaralam

Photo By @zulkarnain_

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ke Top Dempo sekitar 3-4 jam perjalanan.

Dari Top Dempo menuju ke Pelataran para pendaki akan melewati medan yang menurun dengan waktu tempuh sekitar 15 menit saja.

Di lokasi ini para pendaki bisa mendirikan tenda dan mengambil air minum di sumber mata air alami Telaga Putri.

Dari Pelataran para pendaki bisa mencapai ke Puncak Merapi dengan melewati jalur bebatuan kecil dan membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

Tiba di Puncak Merapi para pendaki akan disuguhi dengan pemandangan alam berupa kawah yang mempesona berwarna biru, hijau tosca, hijau, dan abu-abu.

menemukan, pengalaman, jalur pendakian gunung dempo, menjelajahi eskotisme perkebunan teh dan kopi di pagaralam

Photo by @nawaallsyrff

Konon menurut sesepuh Gunung Dempo jika belum melihat kawah dengan warna hijau tosca maka harus kembali lagi ke Dempo, karena warna hijau tosca merupakan hadiah dari Gunung Dempo.

Selain Kampung IV, ada jalur Rimau yang bisa digunakan untuk mencapai puncak Gunung Dempo.

Pada jalur ini terdapat gerbang dengan tanda Tugu Rimau yang merupakan simbol dari Harimau Sumatera.

Jalur ini pada awalnya dibuka oleh Brimob untuk keperluan ujian tentara.

Pada jalur ini medan yang dilewati penuh dengan tanjakan yang seolah tidak ada habisnya.

Para pendaki harus selalu waspada dan hati-hati agar tidak menemui kendala di perjalanan.