Gunung Merapi, Destinasi Wisata Alam yang Menyimpan banyak Cerita

Nyero.ID – Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif di Indonesia. Dengan ketinggian mencapai 2.930 Mdpl, Gunung Merapi dinyatakan sebagai salah satu gunung yang berbahaya.
Merapi tercatat mengalami erupsi setiap dua sampai lima tahun sekali, sementara di sekitarnya terdapat pemukiman yang cukup padat.
Bahkan di lereng Merapi yang hanya berjarak sekitar 4 Km dari puncak gunung ternyata masih terdapat tempat pemukiman penduduk.
Pada lereng sisi selatan Gunung Merapi berada di wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta sementara pada bagian lainnya masuk wilayah Jawa Tengah.
Tercatat letusan terakhir yang cukup dahsyat terjadi pada bulan Oktober dan November 2010 dengan jumlah korban meninggal mencapai 273 jiwa.

Photo by @indonesiantrip_id
Kedahsyatan letusan berupa suara ledakan dan gemuruh bahkan bisa terdengar hingga radius 20-30 Km. Selain hujan abu vulkanik, hujan pasir dan kerikil juga mencapai wilayah kota Yogyakarta.
Meskipun Gunung Merapi disebut sebagai salah satu gunung yang berbahaya, namun pada kenyataannya banyak wisatawan yang sangat tertarik untuk menjelajahi Gunung Merapi dan menyaksikan keindahan alamnya yang begitu berbeda.
Vegetasi yang dulu menjadi kawasan hutan di sekitar Merapi terlihat gersang dengan hamparan pasir dan bebatuan akibat terjadinya erupsi di tahun 2010 silam.
Namun begitu berkah wisata di kawasan Merapi yang tidak lagi menghijau justru menjadi daya tarik tersendiri yang diminati oleh wisatawan.
Hal ini dibuktikan dengan adanya wisata Lava Tour. Dimana pada kegiatan wisata ini para pengunjung akan diajak untuk berkeliling menggunakan jeep sambil menikmati lingkungan di sekitar lereng Merapi yang telah berubah menjadi lautan pasir berbatu sisa-sisa lahar dingin yang mengalir saat terjadi erupsi.
A. Potensi Wisata di Gunung Merapi pasca Erupsi
Potensi wisata yang unik dan berbeda di kawasan Gunung Merapi menjadi saksi keganasan erupsi yang telah terjadi di masa silam.
Selain kegiatan wisata Lava Tour, berikut ini adalah beberapa tempat wisata di kawasan Merapi yang menarik untuk dikunjungi:
1. Museum Gunung Merapi

Photo by @khusumanusa
Dengan bentuk bangunan menyerupai trapesium, Museum Gunung Api Merapi (MGM) berada di kawasan Hargobinangun, Sleman.
Di museum ini terdapat replika sebaran panas letusan gunung Merapi.
Sebuah alat yang akan membuat ruangan bergemuruh dan aliran lava pijar serta awan panas akan terlihat seperti kejadian saat erupsi berlangsung.
Di ruangan lain pengunjung akan menyaksikan koleksi batuan Gunung Merapi sejak tahun 1930 dan benda sisa letusan serta foto-foto Gunung Merapi dari masa ke masa.
2. Kali Adem

Photo by @aryaandrwn
Kali Adem atau saat ini lebih dikenal dengan nama Kali Gendol menjadi salah satu tempat unik yang bisa dikunjungi di kawasan Merapi.
Di lokasi ini terdapat sebuah batu dengan bentuk menyerupai wajah manusia dan sering disebut dengan istilah wajah “alien”.
Dibalik keunikan tempat ini, konon ada beberapa rumah di bawah lokasi tersebut yang tertimbun material vulkanik bersama para korban yang tidak berhasil dievakuasi.
3. Bunker

Photo by @acepagriantos
Bunker yang dibangun sebagai tempat untuk berlindung ketika terjadi erupsi ini merupakan salah satu lokasi wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan.
Dibangun sejak zaman Belanda, bunker yang terletak di Kaliadem ini nyatanya tidak berfungsi secara maksimal sehingga dua orang relawan ditemukan meninggal ketika berlindung dari awan panas di tahun 2006 silam.
2. Rumah Kediaman Mbah Marijan

Photo by @cheilaandriani
Mbah Marijan menjadi salah satu sosok juru kunci Gunung Merapi yang cukup fenomenal karena keteguhannya yang enggan meninggalkan lokasi pada saat terjadi erupsi.
Mbah Marijan menjadi salah satu korban meninggal yang diketemukan dalam keadaan sujud di dalam rumahnya.
Untuk mencapai lokasi rumah Mbah Marijan ini, para pengunjung bisa menyewa jasa ojek karena lokasinya yang tidak bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat.
B. Jalur Pendakian Gunung Merapi
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung yang sangat melegenda dengan berbagai kisah msitis dan misteri yang menyertainya.
Gunung ini juga masuk dalam kawasan gunung yang berbahaya untuk dijelajahi karena masih sangat aktif.
Meski begitu hingga saat ini masih banyak wisawatan yang tertarik untuk mengunjungi kawasan Merapi, terlepas dari resiko bahaya dan misteri yang menyelimutinya.
Sebelum terjadi erupsi di tahun 2010, Gunung Merapi bisa dijelajahi melalui 3 jalur yaitu melalui Babadan, Kinahrejo dan New Selo.
Namun saat ini hanya jalur Selo di wilayah Boyolali yang bisa dilewati sebagai jalur pendakian, sementara jalur Kinahrejo dan Babadan tidak lagi digunakan karena keadaannya sudah tidak kondusif.
Jalur Selo ini berada di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, tepatnya di desa Plalangan, Selo, Boyolali, Jawa Tengah. Pendakian melewati jalur ini membutuhkan waktu sekitar 5-6 jam perjalanan.
Keberadaan New Selo bisa dengan mudah dikenali karena sudah ada papan tulisan dengan ukuran yang cukup besar.
Pemandangan pertama yang akan dilihat ketika melewati jalur ini adalah perkebunan warga dengan treck yang cukup menanjak.
Setelah sekitar 1 jam perjalanan, para pendaki akan menjumpai shelter di samping gerbang Taman Nasional Gunung Merapi.
Di lokasi ini para pendaki bisa sejenak beristirahat sebelum meneruskan perjalanan hingga ke lokasi Pasar Bubrah.
Medan yang dilalui masih didominasi oleh tanah licin sehingga pendakian harus dilakukan dengan ekstra hati-hati.
Menuju ke Pos 2 di Selokopo Nduwur, jalur yang dilalui lebih didominasi dengan bebatuan yang cukup besar dan lokasi ini menjadi salah satu medan yang paling berat untuk dilalui.
Tiba di Pos 2 para pendaki bisa beristirahat atau mendirikan tenda, karena di lokasi ini masih terdapat pepohonan yang rindang untuk berteduh.
Dari Pos 2 menuju ke Watu Gajah, pendakian membutuhkan waktu sekitar 1 jam dengan kondisi medan yang cukup ekstrim.
Di lokasi ini terdapat sebuah batu dengan ukuran yang cukup besar dengan beberapa pepohonan kecil di sekitarnya
Dari Watu Gajah ke Pasar Bubrah dibutuhkan waktu sekitar 30 menit perjalanan.
Berada di wilayah tersebut para pendaki diharapkan untuk tetap waspada dan berhati-hati karena kabut seringkali muncul dan membatasi jarak pandang yang semakin pendek.
Di Pasar Bubrah akan terlihat pemandangan berupa dataran yang luas dengan bebatuan kecil dan beberapa batu dengan ukuran yang cukup besar.
Di kawasan ini para pendaki bisa melihat kokohnya Gunung Merapi yang menjulang tinggi.
Perlu diingat bahwa batas aman untuk pendakian hanya sampai di lokasi Pasar Bubrah saja, sementara bagi yang nekat mendaki hingga ke puncak maka pihak pengelola tidak akan bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Di area ini sudah terdapat papan peringatan yang cukup besar jadi sebaiknya ditaati oleh pengunjung.
Di lokasi Pasar Bubrah, banyak pendaki yang mendirikan tenda dengan pemandangan sekitarnya yang cukup unik karena berupa hamparan pasir dan bebatuan yang cukup besar.
Menurut mitos yang beredar, lokasi ini diyakini sebagai pasar gaib. Banyak pendaki yang mendengar suara ramai layaknya sebuah pasar di malam hari.
Selain itu juga sering terdengar suara gamelan yang mengalun diantara hembusan angin malam.
Terkait jalur pendakian Gunung Merapi, rencananya di tahun 2017 ini Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) akan membuka jalur pendakian baru melalui Sapuangin di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Jalur pendakian yang baru ini memiliki treck pendakian yang relatif lebih panjang jika dibandingkan dengan jalur New Selo di Boyolali.
Namun begitu, pendakian melewati jalur ini akan menyajikan pemandangan yang menakjubkan karena para pendaki bisa melihat kota Yogyakarta dan juga puncak Merapi di sepanjang jalur pendakian.
C. Tips Mendaki Gunung Merapi
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan pendakian ke Gunung Merapi. Berikut ini adalah beberapa tips mendaki Gunung Merapi yang bisa dilakukan:
- Persiapan fisik dan bekal perjalanan yang cukup merupakan point penting yang harus dipenuhi sebelum mendaki gunung.
- Penting untuk membawa persediaan air yang dalam jumlah cukup karena tidak ada sumber air di sepanjang jalur pendakian.
- Selalu hati-hati dalam melakukan pendakian karena jalur pendakian yang terus menanjak dengan kondisi medan yang berpasir dan juga bebatuan.
- Jangan lupa membawa jaket karena suhu di pegunungan sangat dingin.
- Membawa jas hujan juga perlu dilakukan sebagai antisipasi terhadap kondisi cuaca yang tidak menentu.
- Patuhi peraturan yang berlaku demi menjaga kelestarian lingkungan dan juga keselamatan diri.
- Jaga lisan, sikap dan tingkah laku di manapun medan pendakian dijelajahi untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
- Terakhir, jangan buang sampah sembarangan!